Kamis, September 03, 2009

Sekapur Sirih

Salam Takzim


Assalammu biakmal al-tahiyyah

Bermula dari sebuah kegetiran untuk mempertahankan zuriat Melayu yang terlihat mulai memudar di kalangan generasi Melayu saat ini, telah menyadarkan kami untuk segera melakukan suatu upaya dengan berpondasi di atas akar sejarah dan tidak bersandar pada udara hampa, dalam sebuah konsepsi kesadaran bagaimana seorang Melayu memandang dirinya dan dapat kembali merebak dalam takungan yang bermartabat.

Tapi kini, berbagai fenomena mencolok dan transparan dalam lompatan kemajuan teknologi komunikasi-informasi, telah melahirkan dunia ini laksana sebuah kampung yang mau tak mau harus siap bergumul dalam sebuah pertarungan budaya global.

Kami begitu merasakan adanya gejala kultural mulai menepinya nilai-nilai kemelayuan yang semula terpancang kokoh di jagat semesta ini kini seakan terseret ke dalam lumpur sub kultur gelanggang pertarungan era globalisasi komunikasi informasi.

Akibatnya, nilai-nilai luhur yang telah dipertontonkan oleh para pendahulu kita di masa lalu dan pernah terpatri di dalam cermin sejarah Melayu seakan bermakna usang di dalam dinamika kehidupan global dan telah membuat jarak antara masyarakat Melayu dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam kebudayaan Melayu itu sendiri.

Diakui, jauh sebelum kedatangan Islam, kebudayaan Melayu, seperti yang diungkapkan oleh Hasan Junus, tidak lebih dari sebuah kebudayaan pinggiran yang tidak memperlihatkan mutu intelektual yang mengesankan. Namun, dengan adanya kebijaksanaan Islam yang telah memilih jalan budaya tersebut, telah mampu memberikan gagasan-gagasan baru dalam kehidupan seni budaya Melayu dan membuat suku Melayu memiliki adat yang diwarnai dengan Islam.dan kokoh menjadi stamina spiritual kehidupan masyarakat dan kebudayaan Melayu.

Resa untuk mempertahankan martabat itulah yang mendorong kami untuk merintis Media Kubah Senapelan, sebuah media kumunikasi yang berorientasi kepada penyampaian syi’ar Islam dan budaya Melayu, dengan kata-kata yang sederhana, sahaja, mudah dan membumi yang disesuaikan dengan lafal Melayu. Sebuah kesadaran yang bermula dari sebuah pengakuan bagaimana mensiasati fenomena globalisasi yang dapat mempercepat pudarnya identitas dan jati diri kemelayuan kita. Karena sesungguhnya arus budaya global tak dapat dibendung hanya dengan mitos kekebalan budaya lokal semata, sehingga gesekan dan bentukan budaya pun tak dapat terelakkan.

Berpijak dari resa itulah, Kubah Senapelan akan terus berupaya sekuat tenaga untuk memanifestasi gagasan tersebut guna mewujudkan dan mengekspresikan potensi nalar dan otoritas hati, pikiran dan perasaan, dengan kata-kata yang sederhana, sahaja, mudah dan membumi, yang disesuaikan dengan lafal Melayu. Menyajikan berbagai informasi dalam koridor syi’ar Islam yang berbudaya Melayu, tak lain dikarenakan ingin mengambil peran dalam media komunikasi dan informasi di Bumi Lancang Kuning ini sebagai wujud bakti Anak Negeri.

Terlepas dari itu semua, tujuan kami tak lain adalah untuk menyampaikan berbagai tulisan ataupun informasi yang menyangkut harkat dan martabat Melayu di masa lalu dan masa kini hingga dapat mencapai masyarakat, dan bisa menjadi mata rantai yang bersambung terus dalam leretan kebudayaan Melayu dan dapat tegak anggun ranggi menjulang di langit cakrawala kebudayaan Nusantara.

Namun, sebesar apa pun usaha yang kami lakukan sesungguhnyalah bagaikan mendapat sebatang pohon dalam rimba belantara kebudayaan Melayu.

Janganlah sampai Lancang Kuning berlayar entah kemane ....

Wassalamu biakmal al-tahiyyah


Redaksi

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Wr. Wbr.

semakin bagus saja blognya pak. belajar di mana?
buatkan pak Halaman BUKU TAMU supaya mudah berinteraksi antara Admin dengan Pengunjung Blogsite. syukron ...

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Wr. Wbr.

Selamat hari Raya 1430 H mohon maaf lahir dan bathin. syukron. dari sahabatmu
http://syaiful64.wordpress.com
mana buku tamunya Pak

Posting Komentar

 
Kubah Senapelan © 2008 Design Template by Muhammad Thohiran